i. Pendahuluan
1. Penggerakan atau Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership).
ii. Isi
Dalam bahasa asingnya, terdapat beberapa istilah yang merupakan terminologi untuk penggerakkan, diantaranya sebagai berikut:
• Directing, yakni menggerakkan orang-orang lain dengan memberikan berbagai pengarahan.
• Actuating, yaitu mengerakkan orang lain secara umum.
• Leading, yaitu menggerakkan orang lain dengan cara menempatkan diri di muka orang-orang yang digerakkan, untuk menjadikan diri sebagai contoh dalam menuju tujuan.
• Commanding, adalah menggerakan orang lain yang disertai adanya unsur paksaan.
• Motivating, yaitu menggerakkan orang lain memberikan alasan terlebih dahulu, mengapa hal tersebut harus dilaksanakan.
Ada beberapa pendapat para ahli tentang definisi dari teori dasar penggerakan (motivating) :
1. Terry mengatakan bahwa Pergerakan (Motivating) merupakan usaha untuk menggerakkan anggota kelompok sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan yang bersangkutan dan anggota perusahaan tersebut oleh karena anggota itu ingin mencapai sasaran tersebut.
2. Mitchel berpendapat bahwa Motivasi mewakili proses psikologikal yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya dan terjadinya persistensi kegiatan sukarela yang diarahkan ke arah tujuan tertentu.
3. Robbin mendefinisikan Motivasi sebagai kesediaan untuk melaksanakan upaya tinggi untuk mencapai tujuan organisasi yang di kondisi oleh kemampuan, upaya demikian untuk memenuhi kebutuhan individual tertentu. Motivasi berhubungan dengan jiwa manusia dan pola prilaku manusia seutuhnya dan berbicara manusia selalu berhubungan dengan sebuah kebutuhan.
4. Kesimpulan dari defenisi diatas adalah bahwa penggerakan adalah suatu usaha untuk menggerakan anggota kelompok atau individu yang berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sebuah perusahaan tersebut untuk menggerakan dalam organisasi yang dibentuk dalam memenuhi kebutuhan individual tersebut.
iii. Kesimpulan :
Penggerakan dalam suatu organisasi memiliki beberapa fungi yang diantaranya :
• Untuk mempengaruhi seseorang supaya bersedia menjadi pengikut.
• Melunakkan daya resistensi pada seseorang.
• Untuk membuat seseorang suka mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya.
• Untuk mendapatkan, memelihara serta memupuk kesetian, kesayang, kecintaian terhadap pemimpin, tugas serta organisasi tempat mereka kerja.
• Untuk memupuk rasa tanggung jawab pada seseorang terhadap tuhannya, negara, masyarakat serta tugas yang telah diembannya.
Iv. daftar pustaka :
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2035438 pengertian-pengerakkan-motivation/
http://www.find-docs.com/bagan-actuating-atau-penggerakan-doc.html
Kamis, 25 November 2010
penerapan motivasi/pengarahan dalam organisasi pemuda / mahasiswa
i. Pendahuluan
Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti dorongan atau menggerakan. Motivasi (motivation).dari pengertian itu maka kita bisa mengambil kesimpulan bahwa sesungguhnya motivasi adalah dorongan yang menggerakan seseorang untuk melakukan suatu aktivitas atau tindakan tertentu.
Dalam kehidupan, motivasi memiliki peranan yang sangat penting karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung prilaku manusia,supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal ( Hasibuan 2001 :141). Tanpa adanya motivasi dalam diri seseorang maka dapat dipastikan bahwa orang itu tidak akan bergerak sedikitpun dari tempatnya berada .
Begitupun dalam dunia kerja, motivasi memegang peranan penting dalam usaha pencapaian tujuan suatu organisasi,sehebat apapun recana yang telah dibuat oleh manajemen apabila dalam proses aplikasinya dilakukan oleh orang orang (karyawan) yang kurang atau bahkan tidak memiliki motivasi yang kuat maka akan menyebabkan tidak terealisasinya rencana tersebut.
ii. Isi
Motivasi dapat dikatakan sebagai "Keinginan untuk melakukan sesuatu
karena adanya dorongan dan tekanan akibat dari kebutuhan yang tidak
terpuaskan. Proses motivasi berawal dari adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi sehingga menciptakan ketegangan yang menimbulkan dorongan-dorongan dalam diri seseorang. Dorongan-dorongan ini menimbulkan upaya
pencarian guna memenuhi atau memuaskan kebutuhan, pada akhirnya
tekanan yang dirasakan menurun. Pada saat tekanan menurun, maka
motivasi juga menurun. Karena itu, tekanan-tekanan yang proporsional
harus dilakukan secara kontinyu agar dorongan untuk bertindak selalu
hidup dalam diri seseoran.
Secara individual, upaya motivasi bisa dilakuan melalui upaya-upaya
mengontrol, menilai lalu memotivasi diri sendiri. Namun, ada kalanya
kesadaran untuk memotivasi diri tidak muncul dalam diri seseorang,
karena itu diperlukan motivasi eksternal yang bisa berasal dari
atasa, keluarga, rekan sejawat, guru dan lainnya.
Teori motivasi dipengaruhi oleh budaya dimana seseorang bertempat
tinggal dan berinteraksi. Karena itu, dalam sebuah organisasi atau
perusahaan perlukan adanya penciptaan budaya kerja yang bersifat
universal, bisa diterima dan dijalankan oleh anggota organisasi atau
karyawan. Ada kalanya beberapa organisasi atau perusahaan menciptakan
budaya kerja yang benar-benar baru, dan ada pula yang mengadopsi
budaya yang sudah ada dalam masyarakat yang di sesuaikan dengan
tujuan dan kebijakan organisasi atau perusahaan .
iii. Kesimpulan :
Motivasi merupakan dorongan dari dalam diri setiap individu. Motivasi tersebut dapat terwujud apabila ada orang yang orang yang mendorong untuk melakukan sesuatu. Proses motivasi dapat diawali dengan adanya kebutuhan yang tidak terpuaskan, tegangan, dorongan, perilaku pencarian, kebutuhan dipuaskan, dan pengurangan tegangan. Jika karyawan yang tidak merasa puas akan pekerjaannya cenderung akan bertindak berbeda dengan karyawan yang sudah merasa puas terhadap pekerjaannya, dia akan melakukan pekerjaannya yang terbaik tapi bagi karyawan yang belum merasa puas didalam melakukan pekrjaannya tdak maksimal. Hal ini yang disebut ketegangan dan dengan adanya ketegangan ini yang dapat mendorong karyawan untuk mencari penyebab nebgapa pekerjaannya kurang maksimal, dan setelah karyawan tersebut dapat menemukan penyebab itu akan berubah menjadi kebutuhan yang terpuaskan. Motivasi dalam organisasi dapat terwujud apabila seorang manajer/pemimpin dapat memotivasi atau mendorong karyawannya untuk melakukan dan menyelesaikan tugasnya dengan baik, apabila hal ini diterapkan dalam organisasi akan muncul hal-hal positif sepertic halnya dapat menciptakan komunikasi dan kerjasama yang baik antara pemimpin dan anggotanya serta dapat terwujud organisasi yang baik dan tercapainya tujuan.
Iv. daftar pustaka :
http://www.scribd.com/doc/40820146/Motivasi-dalam-organisasi8
http://www.ramkur.com/2008/05/motivasi-dalam-organisasi.html
Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti dorongan atau menggerakan. Motivasi (motivation).dari pengertian itu maka kita bisa mengambil kesimpulan bahwa sesungguhnya motivasi adalah dorongan yang menggerakan seseorang untuk melakukan suatu aktivitas atau tindakan tertentu.
Dalam kehidupan, motivasi memiliki peranan yang sangat penting karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung prilaku manusia,supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal ( Hasibuan 2001 :141). Tanpa adanya motivasi dalam diri seseorang maka dapat dipastikan bahwa orang itu tidak akan bergerak sedikitpun dari tempatnya berada .
Begitupun dalam dunia kerja, motivasi memegang peranan penting dalam usaha pencapaian tujuan suatu organisasi,sehebat apapun recana yang telah dibuat oleh manajemen apabila dalam proses aplikasinya dilakukan oleh orang orang (karyawan) yang kurang atau bahkan tidak memiliki motivasi yang kuat maka akan menyebabkan tidak terealisasinya rencana tersebut.
ii. Isi
Motivasi dapat dikatakan sebagai "Keinginan untuk melakukan sesuatu
karena adanya dorongan dan tekanan akibat dari kebutuhan yang tidak
terpuaskan. Proses motivasi berawal dari adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi sehingga menciptakan ketegangan yang menimbulkan dorongan-dorongan dalam diri seseorang. Dorongan-dorongan ini menimbulkan upaya
pencarian guna memenuhi atau memuaskan kebutuhan, pada akhirnya
tekanan yang dirasakan menurun. Pada saat tekanan menurun, maka
motivasi juga menurun. Karena itu, tekanan-tekanan yang proporsional
harus dilakukan secara kontinyu agar dorongan untuk bertindak selalu
hidup dalam diri seseoran.
Secara individual, upaya motivasi bisa dilakuan melalui upaya-upaya
mengontrol, menilai lalu memotivasi diri sendiri. Namun, ada kalanya
kesadaran untuk memotivasi diri tidak muncul dalam diri seseorang,
karena itu diperlukan motivasi eksternal yang bisa berasal dari
atasa, keluarga, rekan sejawat, guru dan lainnya.
Teori motivasi dipengaruhi oleh budaya dimana seseorang bertempat
tinggal dan berinteraksi. Karena itu, dalam sebuah organisasi atau
perusahaan perlukan adanya penciptaan budaya kerja yang bersifat
universal, bisa diterima dan dijalankan oleh anggota organisasi atau
karyawan. Ada kalanya beberapa organisasi atau perusahaan menciptakan
budaya kerja yang benar-benar baru, dan ada pula yang mengadopsi
budaya yang sudah ada dalam masyarakat yang di sesuaikan dengan
tujuan dan kebijakan organisasi atau perusahaan .
iii. Kesimpulan :
Motivasi merupakan dorongan dari dalam diri setiap individu. Motivasi tersebut dapat terwujud apabila ada orang yang orang yang mendorong untuk melakukan sesuatu. Proses motivasi dapat diawali dengan adanya kebutuhan yang tidak terpuaskan, tegangan, dorongan, perilaku pencarian, kebutuhan dipuaskan, dan pengurangan tegangan. Jika karyawan yang tidak merasa puas akan pekerjaannya cenderung akan bertindak berbeda dengan karyawan yang sudah merasa puas terhadap pekerjaannya, dia akan melakukan pekerjaannya yang terbaik tapi bagi karyawan yang belum merasa puas didalam melakukan pekrjaannya tdak maksimal. Hal ini yang disebut ketegangan dan dengan adanya ketegangan ini yang dapat mendorong karyawan untuk mencari penyebab nebgapa pekerjaannya kurang maksimal, dan setelah karyawan tersebut dapat menemukan penyebab itu akan berubah menjadi kebutuhan yang terpuaskan. Motivasi dalam organisasi dapat terwujud apabila seorang manajer/pemimpin dapat memotivasi atau mendorong karyawannya untuk melakukan dan menyelesaikan tugasnya dengan baik, apabila hal ini diterapkan dalam organisasi akan muncul hal-hal positif sepertic halnya dapat menciptakan komunikasi dan kerjasama yang baik antara pemimpin dan anggotanya serta dapat terwujud organisasi yang baik dan tercapainya tujuan.
Iv. daftar pustaka :
http://www.scribd.com/doc/40820146/Motivasi-dalam-organisasi8
http://www.ramkur.com/2008/05/motivasi-dalam-organisasi.html
Rabu, 03 November 2010
penerapan komunikasi dalam organisasi pemuda / mahasiswa
Pendahuluan
Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain . Komunikasi juga sebagai suatu proses dimana orang – orang bermaksud memberikan pengertian – melalui pengiringan berita secara simbolis, dapat menghubungkan para anggota berbagai satuan organisasi yang berbeda dan bidang yang berbeda pula, sehingga sering disebut rantai pertukaran informasi .
Isi
Menurut Raymond V. Lesikar beberapa faktor yang mempengaruhi efektifitas komunikasi organisasi yaitu :
Saluran komunikasi formal mempengaruhi efektifitas komunikasi dalam 2 cara . Pertama, liputan saluran formal semakin melebar sesuai perkembangan dan pertumbuhan organisasi . Sebagai contoh, komunikasi efektif biasanya semakin sulit dicapai dalam organisasi yang besar dengan cabang – cabang yang menyebar . Kedua, saluran komunikasi formal dapat menghambat aliran informasi tingkat – tingkat organisasi . Sebagai contoh, karyawan lini perakitan hampir selalu mengkomunikasikan masalah – masalah pada penyelia ( mandor ) mereka dan bukan pada manajer pabrik . Keterbatasan ini mempunyai kebaikan ( seperti menghindarkan manajer atas dari informasi yang seharusnya mereka peroleh ) .
Struktur wewenang organisasi mempunyai pengaruh yang sama terhadap efektifitas organisasi . Perbedaan kekusaan dan kedudukan ( status ) dalam organisasi akan menentukan pihak – pihak yang berkomunikasi dengan seseorang serta isi dan ketepatan komunikasi . Sebagai contoh, percakapan antara direktur perusahaan dengan karyawan akan dibatasi formalitas dan kesopanan, sehingga tidak ada pihak yang berkehendak untuk mengatakan sesuatu yang penting .
Spesialisasi jabatan biasanya akan mempermudah komunikasi dalam kelompok – kelompok yang berbeda . Para anggota suatu kelompok kerja yang sama akan cenderung berkomunikasi dengan istilah, tujuan, tugas, waktu, dan gaya yang sama . Komunikasi antara kelompok – kelompok yang sangat berbeda cenderung dihambat .
Pemilikan informasi berarti bahwa individu – individu mempunyai informasi khusus dan pengetahuan tentang pekerjaan – pekerjaan mereka . Sebagai contoh, manajer produk akan mempunyai pengamatan yang lebih tajam dalam perumusan strategi –strategi pemasaran, kepala departemen mungkin mempunyai cara tertentu yang efektif untuk menangani konflik diantara para bawahannya . Individu – individu yang memiliki informasi – informasi khusus ini dapat berfungsi efektif daripada lainnya, dan banyak diantara mereka yang tidak bersedia membagikan informasi tersebut kepada yang lain .
Ada 4 macam jaringan komunikasi, dalam jaringan ” lingkaran “, sebagai contoh, B hanya dapat berkomunikasi dengan A dan C . Untuk berkomunikasi dengan E, B,harus melalui A atau melalui C dan D . Pola “ rantai “, menunjukkan 2 bawahan ( A dan E ) yang melapor kepada atasan mereka ( B dan D ), yang selanjutnya oleh B dan D dilaporkan kepada C . Pada jaringan “ bintang “, C dapat berkomunikasi langsung dengan A, B, D, dan E, walaupun mereka ini tidak dapat berkomunikasi langsung satu sama lain . Sedangkan jaringan “ huruf Y “, bisa terdapat dalam bagian sekretariat dimana surat – surat diterima oleh E, disortir oleh D, dan didistribusikan kepada A dan B oleh C .
Komunikasi juga ada yang berupa informal yaitu adalah hal yang penting juga dalam aliran komunikasi organisasi . Tipe komunikasi informal yang paling terkenal adalah “ grapevine “ ( mendengar sesuatu bukan dari sumber resmi, tetapi dari desas – desus, kabar angin, atau “ slentingan “ ) . Di lain pihak, komunikasi “ grapevine “ mempunyai peranan fungsional sebagai alat komunikasi tambahan bagi organisasi . Banyak penelitian yang membuktikan bahwa komunikasi ini lebih cepat, lebih akurat, dan lebih efektif dalam menyalurkan informasi . Manajer harus menyadari bahwa komunikasi informal dan terutama “ grapevine “ tidak dapat dihilangkan . Bahkan, sebaiknya manajer perlu memahami dan menggunakan “ grapevine “ sebagai pelengkap komunikasi formal .
Kesimpulan
Komunikasi sangatlah diperlukan untuk seorang manajer karena dengan adanya komunikasi adalah proses dimana fungsi – fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dapat dicapai dan komunikasi merupakan para manajer mencurahkan sebagian besar proporsi waktu mereka .
Daftar Pustaka
Buku Manajemen Karangan T. Hani Handoko Universitas Gadjah Mada
Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain . Komunikasi juga sebagai suatu proses dimana orang – orang bermaksud memberikan pengertian – melalui pengiringan berita secara simbolis, dapat menghubungkan para anggota berbagai satuan organisasi yang berbeda dan bidang yang berbeda pula, sehingga sering disebut rantai pertukaran informasi .
Isi
Menurut Raymond V. Lesikar beberapa faktor yang mempengaruhi efektifitas komunikasi organisasi yaitu :
Saluran komunikasi formal mempengaruhi efektifitas komunikasi dalam 2 cara . Pertama, liputan saluran formal semakin melebar sesuai perkembangan dan pertumbuhan organisasi . Sebagai contoh, komunikasi efektif biasanya semakin sulit dicapai dalam organisasi yang besar dengan cabang – cabang yang menyebar . Kedua, saluran komunikasi formal dapat menghambat aliran informasi tingkat – tingkat organisasi . Sebagai contoh, karyawan lini perakitan hampir selalu mengkomunikasikan masalah – masalah pada penyelia ( mandor ) mereka dan bukan pada manajer pabrik . Keterbatasan ini mempunyai kebaikan ( seperti menghindarkan manajer atas dari informasi yang seharusnya mereka peroleh ) .
Struktur wewenang organisasi mempunyai pengaruh yang sama terhadap efektifitas organisasi . Perbedaan kekusaan dan kedudukan ( status ) dalam organisasi akan menentukan pihak – pihak yang berkomunikasi dengan seseorang serta isi dan ketepatan komunikasi . Sebagai contoh, percakapan antara direktur perusahaan dengan karyawan akan dibatasi formalitas dan kesopanan, sehingga tidak ada pihak yang berkehendak untuk mengatakan sesuatu yang penting .
Spesialisasi jabatan biasanya akan mempermudah komunikasi dalam kelompok – kelompok yang berbeda . Para anggota suatu kelompok kerja yang sama akan cenderung berkomunikasi dengan istilah, tujuan, tugas, waktu, dan gaya yang sama . Komunikasi antara kelompok – kelompok yang sangat berbeda cenderung dihambat .
Pemilikan informasi berarti bahwa individu – individu mempunyai informasi khusus dan pengetahuan tentang pekerjaan – pekerjaan mereka . Sebagai contoh, manajer produk akan mempunyai pengamatan yang lebih tajam dalam perumusan strategi –strategi pemasaran, kepala departemen mungkin mempunyai cara tertentu yang efektif untuk menangani konflik diantara para bawahannya . Individu – individu yang memiliki informasi – informasi khusus ini dapat berfungsi efektif daripada lainnya, dan banyak diantara mereka yang tidak bersedia membagikan informasi tersebut kepada yang lain .
Ada 4 macam jaringan komunikasi, dalam jaringan ” lingkaran “, sebagai contoh, B hanya dapat berkomunikasi dengan A dan C . Untuk berkomunikasi dengan E, B,harus melalui A atau melalui C dan D . Pola “ rantai “, menunjukkan 2 bawahan ( A dan E ) yang melapor kepada atasan mereka ( B dan D ), yang selanjutnya oleh B dan D dilaporkan kepada C . Pada jaringan “ bintang “, C dapat berkomunikasi langsung dengan A, B, D, dan E, walaupun mereka ini tidak dapat berkomunikasi langsung satu sama lain . Sedangkan jaringan “ huruf Y “, bisa terdapat dalam bagian sekretariat dimana surat – surat diterima oleh E, disortir oleh D, dan didistribusikan kepada A dan B oleh C .
Komunikasi juga ada yang berupa informal yaitu adalah hal yang penting juga dalam aliran komunikasi organisasi . Tipe komunikasi informal yang paling terkenal adalah “ grapevine “ ( mendengar sesuatu bukan dari sumber resmi, tetapi dari desas – desus, kabar angin, atau “ slentingan “ ) . Di lain pihak, komunikasi “ grapevine “ mempunyai peranan fungsional sebagai alat komunikasi tambahan bagi organisasi . Banyak penelitian yang membuktikan bahwa komunikasi ini lebih cepat, lebih akurat, dan lebih efektif dalam menyalurkan informasi . Manajer harus menyadari bahwa komunikasi informal dan terutama “ grapevine “ tidak dapat dihilangkan . Bahkan, sebaiknya manajer perlu memahami dan menggunakan “ grapevine “ sebagai pelengkap komunikasi formal .
Kesimpulan
Komunikasi sangatlah diperlukan untuk seorang manajer karena dengan adanya komunikasi adalah proses dimana fungsi – fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dapat dicapai dan komunikasi merupakan para manajer mencurahkan sebagian besar proporsi waktu mereka .
Daftar Pustaka
Buku Manajemen Karangan T. Hani Handoko Universitas Gadjah Mada
penerapan pengawasan pada organisasi pemuda / mahasiswa .
Pendahuluan
Pengawasan adalah proses untuk “ menjamin ” bahwa tujuan – tujuan organisasi tercapai . Ini berkenaan dengan cara – cara membuat kegiatan – kegiatan sesuai yang direncakan .
Isi
Pengawasan memiliki 3 tipe dasar yaitu :
Pengawasan pendahuluan ( feedforward control ) dirancang untuk mengantisipasi masalah – masalah atau penyimpangan – penyimpangan dari standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu diselesaikan .
Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan ( concurrent control ) merupakan proses dimana aspek tertentu harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan – kegiatan bisa dilanjutkan, atau menjadi semacam peralatan “double – check” yang lebih menjamin ketepatan pelaksanaan suatu kegiatan .
Pengawasan umpan balik ( feedback control ) merupakan pengawasan yang biasa disebut dengan past – action controls, mengukur hasil – hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan .
Proses pengawasan juga memiliki 5 tahap yaitu :
Penetapan standar
Penetapan standar adalah penetapan suatu satuan pengukuran yang dapat digunakan sebagai “patokan” untuk penilaian hasil – hasil . Standar sendiri memiliki 3 standar umum yaitu :
Standar – standar phisik, mungkin meliputi kuantitas barang atau jasa, jumlah langganan, atau kualitas produk .
Standar – standar moneter, yang ditunjukkan dalam rupiah dan mencakup biaya tenaga kerja, biaya penjualan, laba kotor, pendapatan penjualan, dan sejenisnya .
Standar – standar waktu, meliputi kecepatan produksi atau batas waktu suatu pekerjaan harus diselesaikan .
Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan meliputi beberapa pertanyan yang penting diantaranya adalah Berapa kali ( how often ) pelaksanaan seharusnya diukur – setiap jam, harian, mingguan, atau bulanan ? Dalam bentuk apa ( what form ) pengukuran akan dilakukan – laporan tertulis, inspeksi visual, melalui telephon ? Siapa ( who ) yang akan terlibat – manajer, staf departemen ? Pengukuran ini sebaiknya mudah dilaksanakan dan tidak mahal serta dapat diterangkan kepada para karyawan .
Pengukuran pelaksanaan kegiatan
Pengukuran pelaksanaan meliputi cara yaitu :
Pengamatan ( observasi )
Laporan – laporan, baik lisan maupun tertulis
Metoda – metoda otomatis
Inspeksi, pengujian ( test ) atau dengan pengambilan sampel .
Perbandingan pelaksanaan dengan standar dan analisa penyimpangan
Tahap kritis dari proses pengawasan adalah perbandingan pelaksanaan nyata dengan pelaksanaan yang direncanakan atau standar yang telah ditetapkan . Walaupun tahap ini paling mudah dilakukan, tetapi kompleksitas dapat terjadi pada saat menginterpretasikan adanya penyimpangan ( deviasi ) .
Pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan
Tindakan terakhir dari proses pengawasan adalah pengoreksian apabila hasil analisa menunjukkan perlunya pengoreksian maka tindakan ini harus diambil .
Pengoreksiannya dapat berupa :
Mengubah standar mula – mula ( barangkali telalu tinggi atau terlalu rendah )
Mengubah pengukuran pelaksanaan ( inspeksi terlalu sering frekuensinya atau kurang atau bahkan mengganti sistem pengukuran itu sendiri )
Mengubah cara dalam menganalisadan menginterpretasikan penyimpangan – penyimpangan .
Kesimpulan
Proses pengawasan sangat penting dalam berorganisasi karena memiliki beberapa faktor :
Perubahan lingkungan organisasi,
Peningkatan kompleksitas organisasi,
Kesalahan – kesalahan yang dilakukan oleh bawahan,
Kebutuhan manajer untuk mendelegasikan wewenang .
Daftar Pustaka
Buku Manajemen Karangan T. Hani Handoko Universitas Gadjah Mada
Pengawasan adalah proses untuk “ menjamin ” bahwa tujuan – tujuan organisasi tercapai . Ini berkenaan dengan cara – cara membuat kegiatan – kegiatan sesuai yang direncakan .
Isi
Pengawasan memiliki 3 tipe dasar yaitu :
Pengawasan pendahuluan ( feedforward control ) dirancang untuk mengantisipasi masalah – masalah atau penyimpangan – penyimpangan dari standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu diselesaikan .
Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan ( concurrent control ) merupakan proses dimana aspek tertentu harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan – kegiatan bisa dilanjutkan, atau menjadi semacam peralatan “double – check” yang lebih menjamin ketepatan pelaksanaan suatu kegiatan .
Pengawasan umpan balik ( feedback control ) merupakan pengawasan yang biasa disebut dengan past – action controls, mengukur hasil – hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan .
Proses pengawasan juga memiliki 5 tahap yaitu :
Penetapan standar
Penetapan standar adalah penetapan suatu satuan pengukuran yang dapat digunakan sebagai “patokan” untuk penilaian hasil – hasil . Standar sendiri memiliki 3 standar umum yaitu :
Standar – standar phisik, mungkin meliputi kuantitas barang atau jasa, jumlah langganan, atau kualitas produk .
Standar – standar moneter, yang ditunjukkan dalam rupiah dan mencakup biaya tenaga kerja, biaya penjualan, laba kotor, pendapatan penjualan, dan sejenisnya .
Standar – standar waktu, meliputi kecepatan produksi atau batas waktu suatu pekerjaan harus diselesaikan .
Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan meliputi beberapa pertanyan yang penting diantaranya adalah Berapa kali ( how often ) pelaksanaan seharusnya diukur – setiap jam, harian, mingguan, atau bulanan ? Dalam bentuk apa ( what form ) pengukuran akan dilakukan – laporan tertulis, inspeksi visual, melalui telephon ? Siapa ( who ) yang akan terlibat – manajer, staf departemen ? Pengukuran ini sebaiknya mudah dilaksanakan dan tidak mahal serta dapat diterangkan kepada para karyawan .
Pengukuran pelaksanaan kegiatan
Pengukuran pelaksanaan meliputi cara yaitu :
Pengamatan ( observasi )
Laporan – laporan, baik lisan maupun tertulis
Metoda – metoda otomatis
Inspeksi, pengujian ( test ) atau dengan pengambilan sampel .
Perbandingan pelaksanaan dengan standar dan analisa penyimpangan
Tahap kritis dari proses pengawasan adalah perbandingan pelaksanaan nyata dengan pelaksanaan yang direncanakan atau standar yang telah ditetapkan . Walaupun tahap ini paling mudah dilakukan, tetapi kompleksitas dapat terjadi pada saat menginterpretasikan adanya penyimpangan ( deviasi ) .
Pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan
Tindakan terakhir dari proses pengawasan adalah pengoreksian apabila hasil analisa menunjukkan perlunya pengoreksian maka tindakan ini harus diambil .
Pengoreksiannya dapat berupa :
Mengubah standar mula – mula ( barangkali telalu tinggi atau terlalu rendah )
Mengubah pengukuran pelaksanaan ( inspeksi terlalu sering frekuensinya atau kurang atau bahkan mengganti sistem pengukuran itu sendiri )
Mengubah cara dalam menganalisadan menginterpretasikan penyimpangan – penyimpangan .
Kesimpulan
Proses pengawasan sangat penting dalam berorganisasi karena memiliki beberapa faktor :
Perubahan lingkungan organisasi,
Peningkatan kompleksitas organisasi,
Kesalahan – kesalahan yang dilakukan oleh bawahan,
Kebutuhan manajer untuk mendelegasikan wewenang .
Daftar Pustaka
Buku Manajemen Karangan T. Hani Handoko Universitas Gadjah Mada
Langganan:
Postingan (Atom)